Jumat, 26 Agustus 2011
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan salah satu komoditas
unggulan di perikanan Indonesia. Meskipun bukan merupakan ikan asli Indonesia
ikan ini mampu menggeser keberadaan ikan lokal yang satu famili dengannya,
yaitu ikan lele lokal (Clarias batrachus). Tingkat pertumbuhan cepat dan ukuran
yang dicapai oleh ikan lele dumbo jauh lebih besar daripada ikan lele lokal, hal ini
menyebabkan ikan ini lebih diminati untuk dikembangkan daripada ikan lele
lokal. Disamping itu ikan lele dumbo bila dibudidayakan secara intensif, ikan lele
ini dapat menjadi sumber pendapatan keluarga dan penyedia lapangan pekerjaan
bagi masyarakat sekitar. Penggunaan lahan dan air dalam budidaya lele pun
tergolong hemat.
Mengingat prospek yang sangat menjanjikan tersebut, tidak salah kalau ikan
lele dumbo merupakan salah satu ikan ekonomis penting di Indonesia dan
merupakan komoditi perikanan tawar yang sedang gencar-gencarnya
dikembangkan. Salah satu pengembangan yang dilakukan adalah pemijahan
buatan pada ikan lele dumbo. kebutuhan terhadap benih ikan lele diharapkan
dapat terpenuhi melalui kegiatan pemijahan ikan secara buatan dan melalui
pemijahan ikan secara buatan masalah kualitas, kuantitas, dan kontinuitas benih
dapat diatasi, sehingga proses produksi ikan konsumsi dapat berjalan lancar.
Pada kenyataannya pelaksanaan di lapangan teknis budidaya ikan lele tidak
semudah yang dibayangkan. Terdapat permasalahan-permasalahan yang dihadapi
para pembudidaya ikan lele. Salah satu permasalahan yang sering dihadapi
pembudidaya ikan lele ialah rendahnya derajat penetasan telur. Hal ini disebabkan
karena telur ikan lele bersifat adhesive atau memiliki daya rekat sehingga telur
menumpuk pada salah satu areal pemijahan. Gumpalan telur menghambat
masuknya oksigen pada telur dan faktor lain yang dapat menurunkan daya tetas
telur ikan diantaranya faktor suhu, kualitas air dan derajat keasaman perairan.
Daya tetas telur sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan diperoleh, dengan
nilai daya tetas yang tinggi, maka semakin banyak pula larva yang dihasilkan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar